Minggu, 26 April 2015

pbsi 2a

1.      Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan menurut Arthur S. Reber adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut:
v Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
v Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
v Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan  
v Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
v Penyenggaraan pendidikan keguruan
Definisi psikologi pendidikan menurut Arthur S. Reber sudah sangat jelas psikologi pendidikan mempelajari prinsip-prinsip belajar dalam kelas yaitu bagaimana cara mendidik anak didik dan mengajarkan anak didik sesuai dengan cara psikologi yang benar dengan cara menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan teori dan berdasarkan pratek yang dilakukan, bahwa seorang guru sebagai seorang pendidik harus dapat menjadi pengajar yang baik yang dapat menempatkan sikap dan perilakunya sesuai kondisi dan lingkungan, menyelesaikan masalah dengan metode yang sesuai dalam mendidik anak muridnya melalui evaluasi-evaluasi yang dilakukan oleh guru tersebut, cara  berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik terhadap anak didiknya sehingga dalam proses pendidikan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terdapat timbal balik melalui hasil ujian, evaluasi bakat dan kemampuan anak didiknya.

2.      Manfaat belajar Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan bermanfaat tidak hanya dalam mengajar tetapi juga bermanfaat dalam proses  mengenal dan mengetahui kondisi jiwa anak didiknya serta pengaruh lingkungan tempat mereka belajar dalam penerapan proses belajar, sehingga seorang guru tidak hanya pintar dalam menerangkan materi yang diajarkan, tetapi sebagai seorang guru yang baik dapat mengetahui pokok mata pelajaran dan menguasai kemampuan pedagogi. Dia dapat menyelesaikan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif dengan menciptkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan kehangatan, antusiasme, dan kepedulian pengajar terhadap anak didiknya. Pengajar yang seperti itu adalah pengajar yang intensional dan pengajar tersebut menggunakan prinsip psikologi pendidikan dalam pengambilan keputusan dan pengajarannya. Dia dapat menggabungkan riset dan akal sehatnya.  pendidik dapat menemukan dan menetapkan tujuan-tujuan pengajaran sesuai dengan kemampuan psikologisnya. Dengan psikologi pendidikan, menjadikan pendidik  berupaya memahami keadaan dan perilaku peserta didik yang dimana satu sama lain pasti berbeda. Bahkan dua anak yang kembar-pun belum dipastikan memiliki respon yang sama terhadap situasi belajar mengajar di sekolah.  Melalui psikologi pendidikan, pendidik dapat mendidik peserta didik melalui proses belajar mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.   Pendidik dapat memberikan layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada peserta didik dengan pendekatan yang relefan dengan tingkat perkembangannya.   Psikologi pendidikan tidak hanya diperlukan untuk calon guru atau guru yang sedang bertugas di lembaga pendidikan. Para dosen di perguruan tinggi, orangtua dan  kiai dipesantren juga memerlukan pengetahuan psikologi pendidikan untuk mengetahui bagaimana respon anak dalam pengajaran, serta bagaimana perkembangannya.   Mampu membantu memecahkan permasalahan siswa dalam belajar. Memudahkan penerapan pengetahuan, pendekatan dan komunikasi kepada anak didik.  Membantu menciptakan suasana edukatif yang efektif.

3.      Metode Psikologi Pendidikan
Metode yang mempermudah dalam mempelajari psikologi pendidikan dengan metode eksperimen karena dengan metode eksperimen dapat menganalisis dampak yang dihasilkan dan dapat menciptakan perlakuan khusus untuk mempelajari psikologi pendidikan. Dalam psikologi pendidikan lebih baik dalam praktiknya agar dalam mempelajari psikologi dapat langsung di praktiknya tanpa menduga-duga dengan teori yang diajarkan sehingga antara teori dengan praktik dapat terhubung dengan baik dan dapat mengerti psikologi dengan cara praktik dan teori yang diajarkan. Dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan eksperimen yang dilakukan.
Kewajiban belajar mengajar merupakan suatu tuntutan bagi manusia yang menginginkan suatu kehidupan yang layak sebagai implementasinya dalam memakmurkan dunia.Dalam realitasnya, konsep belajar mengajar memang banyak mengambil dari konsep Barat. Dalam arti dari surat al alaq bahwa allah sudah menjelaskan dalam proses mengajar yang penting mengenai baca tulis dan manusia sudah diajarkan sejak zaman dahulu kala sehingga kita sebagai khalifah di muka bumi dapat menjaga dan memperbaiki generasi anak didik ke depannya dengan lebih baik.

4.      Hal yang paling menyenangkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan


Hal yang menyenagkan dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan dikelas yang saya alami sendiri yaitu disaat dosen memberitahukan pertumbuhan dan perkembangan diri saya sendiri didepan kelas dan dosen juga menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan teman-teman yang lain disitu lah saya mengetahui perbedaan yang saya alami dan teman-teman yang lain. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal  pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang tidak dapat diukur oleh angka. Sehingga dalam mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sangat menyenangkan karena dalam proses belajar berpengaruh terhadap pertumbuhan anak dan perkembangan anak tersebut berdasarkan keberhasilan yang dihasilkan anak tersebut dalam proses belajar dan menyenangkan karena setiap anak berbeda-beda peningkatan pertumbuhan dan perkembangannya ada yang dengan cepat pertumbuhannya dan ada juga yang lambat perkembangannya. Dan dalam pertumbuhan dapat dihitung melalui angka seperti tinggi badan dan berat badan sedangkan dalam perkembangan dapat diukur melalui tes IQ tetapi tes tersebut berdasarkan lembaga yang memberikan tes dan setiap waktu dapat berubah.

5.      Teori Belajar


Teori Belajar Kognitif
berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. proses dengan bantuan praktek atau kerja nyata dalam rangka membantu kecerdasan intelektual siswa. Pada teori ini pendidik ditutut untuk memberikan proses pembelajaran yang lebih luas agar siswa mampu mengembangkan kualtias inteleketualnya. Belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.

6.      Multiple Intelligence

Intelegensi
Menurut Thorndike Intelegensi merupakan suatu kekuatan respon-respon individu yang dianggap baik dari sudut pandang yang benar dan nyata. Intelligensi yang dominan pada diri saya adalah music smart  dengan alasan saya bisa menyanyi dengan baik dan menyukai dunia musik walaupun saya tidak bisa memainkan musik. Cara mengembangkannya yaitu dengan belajar lebih giat cara bernyanyi dengan benar dan belajar untuk memainkan alat musik sehingga singkron antara menyanyi dan bermain musik.

7.      Motivasi
Motivasi
Yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Motivasi internal merupakan motivasi yang muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekadar atribut dan seremonial . dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi internal yang cocok dipakai dalam jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia bahwa anak didik tergolong ingin mengetahui mengenai bahasa dan mereka terangsang dalam dirinya untuk membaca hal yang menarik mengenai sastra tersebut karena mereka tahu dengan membaca adalah pintu gerbang ke lautan ilmu pengetahuan dan tidak ada orang yang berilmu tanpa melakukan aktivitas membaca karena dalam motivasi internal anak didik sangat sedikit pengaruh dari luar. Dia belajar bukan karena ingin mendapat nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji yang muluk-muluk pun anak didik rajin belajar sendiri.
Motivasi eksternal saya yaitu orang tua saya yang selalu mensuport saya baik dari doa, finansial, dan dukungan lainnya. Teman yang saling mensuport satu sma lain yang juga menjadi motivasi saya untuk terus bertahan dan semangat dalammenempuh pendidikan bahasa dan sastra indonesia.

8.      Teori  Belajar
Teori belajar yang saya sukai dan cocok digunakan pada jurusan pendidikan bahsa dan sastra indonesia yaitu teori belajar behavioristik karena teori belajar behavioristik merupakan perubahan perilaku seseorang akibat adanya stimulus yang diberikan. Perubahan perilaku seseorang merupakan respon atau tanggapan dengan adanya rangsangan. Perubahan perilaku terbentuk akibat adanya latihan dan kebiasaaan sebagai penyebab perubahan tingkah laku didasari adanya penguatan yang diberikan.

9.      Ciri-ciri guru yang beraliaran Behaviorisme
v Seorang guru behaviorisme menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru itu sendiri sebagai sumber informasi/media pembelajaran
v terkadang guru behavioristik kurang adil karena dia melihat hasil belajar di akhir tanpa melihat bagaimana prosesnya begitupun dengan latihan tanpa harus dengan pemahaman
v Guru behavioristik menerapkan banyak aturan
v Seorang guru behavioristik juga cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier, tidak kreatif dan tidak produktif.
v Seorang guru yang mengerti dengan keadaan situasi anak didiknya saat belajar
v Guru yang sering menanyakan materi terhadap anak didiknya
v Lebih sering mempraktekan materi

10.  Ciri-ciri guru yang beraliran humanisme
v Guru humanisme memiliki ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan siswa
v membuat pembelajaran yang membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi
v Guru humanisme menjadi fasilitator bagi para siswa dan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa
v Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran
v Dan guru humanisme mengakui, menghargai dan menerima siswa apa adanya, tidak membodoh-bodohkan siswa
v terbuka menerima pendapat dan pandangan siswa tanpa menilai atau mencela
v terbuka untuk komunikasi dengan siswa
v memberi keamanan psikologis
v Dalam pembelajaran lebih menitikberatkan pada proses belajar daripada  hasil belajar
v mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang jelas, jujur dan positif.
v Merespon perasaan siswa
v Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
v Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
v Menghargai siswa
v Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
v Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan segera dari siswa)
v Tersenyum pada siswa
v Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa