Minggu, 14 Juni 2015

prestasi belajar

Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi menurut bahasa adalah hasilbelajar yang telah dicapai. Menurut Suharsini Arikunto mengartikan belajar sebagai sesuatu yang terjadi karena adanya usaha untukmengadakan perubahan terhadapdiri si pelaku belajar. Belajar menurut bahasa yaitu berusaha memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan menurut Omar Hamalik, belajar adalah sebagai bentuk pertumbuhan dan perubahan baru dalam bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah kemampuan sipelaku belajar dalamusahanya untuk mengadakan perubahan berkat pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan pengalaman baru, konsep dan keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.

Teori-teori Belajar

a)      Teori belajar ilmu jiwa daya
Dalam diri manusia terdapat jiwa daya yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya menangkap pengetahuan, daya berfikir dll, jadi didalam otak manusia terdapat berbagai daya ada daya-daya yang berfungsi dengan baik maka perlu dilatih dengan baik.
b)      Teori belajar Gestalt
Menurut teori ini manusia dipandang sebagai jumlah dari daya-daya tetapi merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak dan berfikir.
c)      Teori belajar Asosiasi
Teori ini berlawanan dengan teori gestalt, menurut teori belajar asosiasi belajar itu harus dimulai dari bagian-bagian baru dijumlahkan menjadi keseluruhan.
d)     Teori belajar FB Skinner
Menurut teori ini dalampembelajaran diperlukan adanya ketepatan dalammemberikan stimuluskepada siswa sehingga siswa dapat merespon dengan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dengan guru. Kemudian ikatan stimulus dengan respon diperkuat melalui latihan.
e)      Teori belajar Thorndike
Teori belajar ini lebih dikenal dengan teori belajar koneksionis. Dan menurut teori ini belajar adalah kegiatan problem solving atau pemecah masalahhasildari percobaan trondikemenghasilkan tiga hukum :
1.      Low of effect artinya sesuatu cenderung akan diulangi lagi apabila menyenagkan atau mengenakan bagi orang yang mengerjakannya.
2.      Low of execise adalah kondisi yang mempererat antara stimulus dengan respon melalui kegiatan latihan atau berkat latihan dapat memperkuat antara stimulus dengan respon.
3.      Low of readiness adalah prinsip kegiatan siswa dalammenerima pelajaran.kesiapan berpengaruh terhadap lemah atau kuatnya stimulus dengan respon
.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Prestasi Belajar Siswa

Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Suharsini Arikunto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi dua yaitu :
a.       Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi dari si pelaku belajar yang meliputi,kondisi psikis (kejiwaan) dan kondisi fisik misalnya cemas,sedih, kurang percaya, sehat, sakit, ragu-ragu,dll.
b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang ada diluar diri sipelaku belajar, halini berupasosial maupun non sosial,sosial berarti orang-orang yang berbeda di sekitar pelaku belajar. Sedangkan non sosial berarti sesuatu yang berbeda disekeliling sipelaku belajar yang bukan manusia, misalnya : suhu, cuaca, udara, kebisingan,bau yang tidak enak dll.
Pendapat lain datang dari Sumardi Suryabrata ia membagi faktor-faktor tersebut menjadi 4 bagian :
a)      Bahan atau alat yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan proses belajar,yang terjadi dan bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Disamping itu pula penyajiannya harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar materi dapat mudah diterima oleh siswa.
b)      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : lingkunganalam danlingkungan sosial.lingkungan alam misalnya : keadaan suhu dan kelembapan udara, belajar bila faktoralam mendukung maka hasilnya akan baik, faktor sosial yaitu : hubungan dengan guru antar teman dan orang-orang yang mengelilinginya, belajar apabila disekitanya ramai tentu akan mengganggu proses belajar.
c)      Faktor instrumen
Faktor istrumen dapat berwujud benda keras seperti gedung alat-alat praktikumnya, dapat juga berwujud benda lunak seperti kurikulum, GBPP,buku pedoman satuan pelajaran dll.
d)     Kondisi individu belajar
Faktor ini memiliki peranan penting, kondisi dapat ibedakan menjadi 2 macam yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
a.       Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis sangat mempengaruhi belajar siswa-siswa yang jasmaninya sehat, tentu akan mempengaruhi hasil yang baik dalam belajar, dibandingkan siswa yang sakit-sakitan. Jadi jika ingin prestasi belajar anak baik maka kondisi fisiologis anak harus dijaga sebaik-baiknya.
b.      Kondisi psikologis
Kondisi psikologis meliputi :
1.      Minat,
2.      Bakat,
3.      Kecerdasan,
4.      Motivasi,
Prestasi yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia

Prestasi belajar yang saya dapat dalam pelajaran bahasa indonesia waktu bersekolah di SMA yaitu saat pelajaran berpidato dan puisi. Saya mengikuti lomba pidato antar kelas saat peringatan milad sekolah SMA saya, dan saya mendapat juara 3 berpidato. Lalu saya mengikuti lagi lomba puisi saat peringatan hari kartini disekolah dan melawan antar kelas juga saya mendapat juara 2. presatasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang lain yaitu nilai pada saat Ujian Nasional saya mendapat nilai paling besar dari mata pelajaran yang lain pada saat diujukan, nilai saya 8,50. Semua ini akan menjadi pengalaman untuk saya dan memacu saya untuk semakin belajar dan saya sudah dapat memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan dan mendapatkan prestasi. Prestasi ini semakin memacu semangat saya untuk mendalami pelajaran bahasa dan sastra indonesia sehingga saya tertarik untuk mengambil mata kuliah ini di perguruan tinggi yang sekarang sedang saya jalani.

Cara mengajar Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan nilai dan prestasi

 Guru mengajarkan bagaimana cara berpidato dengan baik dan bagus,yaitu dengan cara guru mengajarkan cara berartikulasi dengan benar sehingga apa yang disampaikan dapat terdengar dengan baik. Lalu cara intonasi yang bagus agar saat berpidato tidak terdengan berisik atau pun mengganggu sehingga penyimak dapat dengan mudah menyimak isi dari pidato yang kita sampaikan. Isi pidato pun harus spesifik tidak terlalu banyak tetapi isi dan tujuan dari penyampaian dapat tersampaikan dengan bagus. Cara penyampain tidak boleh terburu-buru dan tergesa-gesa agar isi dari apayang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak. Lalu jika itu semua sudah benar maka guru dapat menilai pidato yang kita sampaikan menurut indikator yang sudah dijelaskan.

Gambar Prestasi Belajar




Ayat Al Quran tentang presatasi belajar
Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hakekat belajar. Diantara ayat-ayat tersebut adalah:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواإلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ(التوبه:122)

Artinya  :    Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya[13]).

2.      وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ءَايَتَيْنِ فَمَحَوْنَا ءَايَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا ءَايَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَالسِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا( الاسراء:12)
Artinya  :    Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas[14]).

Berdasarkan Firman-firman Allah di atas, jelas sekali kedudukan dan posisi belajar dalam kehidupan manusia yang harus dijadikan perhatian yang serius, sehingga bisa dijadikan sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan, bukan hanya sekedar sebagai kewajiban semata.
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain di dalam proses pengajaran. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang subyek yang menerima pengajaran (anak didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang dilakukan oleh guru (yang mengajar). Dua konsep pengajaran tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan, yaitu: di saat terjadi interasi antara guru dan murid di saat pengajaran itu berlangsung. Hal ini yang dimaksud belajar dengan mengajar sebagai proses.

Di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga sistilah yang digunakan untuk konsep pendidikan, yaitu 1). tarbiyah (تربيه), 2). ta’lim (تعليم ), dan 3).ta’dib (تأديب).
1.       Tarbiyah; menurut para pendukungnya, tarbiyah berakar pada tiga kata, yaitu: pertama raba yarbu ( ربا,يربو) yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua rabiya yarbaربي,يربى) yang berarti tumbuh berkembang, ketiga, kata, rabba yarubbu (ربيرب) yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara
Penggunaan istilah tarbiyah untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam, meskipun telah berlaku umum, teryata masih merupakan masalah khilafiah (kontroversial). Diantara ulama pendidikan muslim kontemporer ada yang cenderung menggunakan istilah ta’lim atau ta’dib sebagai gantinya[17]).
2.       Ta’lim; adalah proses pembelajaran secara terus-menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, pengelihatan, dan hati[18]).
3.       Ta’dib; istilah Ta’dib untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al-Attas. Istilah ini berasal dari kata adab dan, pada pendapatnya, berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud berfungsi teratur secara hirarkis sesuai berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan ppotensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan pengertian ini, kata adab mencakup pengertian ‘ilm dan ‘amal[19]).


Referensi

Hamalik, Oemar, Metode belajar dan kesulitan belajar, Bandung: PT. Tarsito.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet.ke-5. Jakarta: Bhineka Cipta, 2010.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sadirman, Interaksi danBelajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan (Educational Psychology). Edisi kesembilan, Jakarta: Indeks, 2011.
http://thephinisicenter.blogspot.com/2013/05/urgensi-belajar-menurut-al-quran-kajian.html

Senin, 08 Juni 2015

Anak Berkebutuhan khusus



A. PENGERTIAN
Konsep anak berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau bahkan lebih dalam dirinya. Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.

B. FAKTOR PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak berkebutuhan khusus selain sudah menjadi takdir juga karena adanya faktor – faktor tertentu yang menjadi penyebabnya. Faktor – faktor penyebab itu menurut kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga peristiwa yaitu:

1. Kejadian sebelum lahir (prenatal)
Faktor penyebab ketunaan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan. Ketunaan yang terjadi pada  ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran dapat disebabkan  antara lain oleh hal- hal sebagai berikut:
·  Virus Liptospirosis (air kencing tikus), yang menyerang ibu yang sedang hamil. Jika virus ini merembet pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta maka ada kemungkinan anak mengalami kelainan.
·  Virus maternal rubella (campak jerman, retrolanta fibroplasia (RLF) yang menyerang pada ibu hamil dan jamin janin yang dikandungnya terdapat kemunngkinan akan timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
·  Keracunan darah (toxaenia) pada ibu- ibu yang sedang hamil sehingga janin tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga saraf – saraf di otak mengalami gangguan.
·  Faktor rhesus (Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di kandungan yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta.
·  Penggunaan obat – obatan kontrasepsi yang salah pemakaiannya sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut.
·  Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat berkembang secara wajar.

2. Kejadian pada saat kelahiran
Ketunaan yang terjadi pada saat kelahiran dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
· Proses kelahiran yang menggunakan tang verlossing (dengan bantuan tang). Cara ini dapat menyebabkan brain injury (luka pada otak) sehingga pertumbuhan otak kurang dapat berkembang secara optimal.
· Proses kelahiran bayi yang terlalu  lama sehingga mengakibatkan bayi kekurangan zat asam/oksigen. Hal ini dapat menggangu pertumbuhan sel-sel di otak. Keadaan bayi yang lahir dalam keadaan tercekik oleh ari –ari ibunya sehingga bayi tidak dapat secara leluasa untuk bernafas yang pada akhirnya bisa menyebabkan gangguan pada otak.
·  Kelahiran bayi pada posisi sungsang sehingga bayi tidak dapat memperoleh oksigen cukup yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan sel di otak

 3. Kejadian setelah kelahiran
Ketunaan pada ABK dapat diperoleh setelah kelahiran pula karena faktor- faktor penyebab seperti berikut ini:
·  Penyakit radang selaput otak(meningitis) dan radang otak(enchepalitis)sehingga menyebabkan    
    perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak menjadi terganggu.
·  Terjadi incident(kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam.
·  Stress berat dan gangguan kejiwaaan lainnya.
·  Penyakit panas tinggi dan kejang – kejang(stuip), radang telinga(otitis media), malaria tropicana 

   yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.
     C. KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

     a.  Tunarungu
         Tuna rungu adalah anak yang mengalami hambatan atau kelainan dalam segi pendengaran dan  
         kesulitan komunikasi. Tuna rungu (hearing impairment) merupakan satu istilah umum yang 
         menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang 
         digolongkan kepada tuli (deaf) dan kurang dengar (a hard of hearing).


     b.  Tunagrahita
         Banyak terminologi yang digunakan menyebut mereka yang kondisi kecerdasannya dibawah rata-
         rata. Dalam Bahasa Indonesia, istilah yang pernah digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan, 
         lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita, dan tunagrahita.
         Jadi tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan atau kelainan dalam hal kemampuan 
         intelengensi yang berada dibawah rata-rata normal.


     c.  Tunawicara
         Anak dengan hendaya pendengaran dan bicara (tunarungu tunawicara), pada umumnya mereka 
         mengalami hambatan pendengaran dan kesulitan melakukan komunikasi secara lisan dengan orang 
         lain.
         Bila dibandingkan dengan anak cacat lainnya, penderita tunawicara cenderung tergolong yang 
         paling ringan, karena secara lahiriah mereka tidak kelihatan memiliki kelainan dan tampak seperti 
         orang normal. Salah satu penyebab yang paling sering terjadi pada Tunawicara adalah gangguan 
         pendengaran yang tidak terdeteksi secara dini, karena permasalahan paling mendasar yang dialami 
         seorang tuli adalah kurang mendapat stimulasi bahasa sejak lahir.



    d. Tunanetra
  Individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima  informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti orang awas.


 D. PENDIDIKAN INKLUSI

Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak normal pada umumnya untuk belajar. 

Minggu, 24 Mei 2015

KREATIVITAS


KREATIVITAS

·        Pengertian kreativitas
Menurut David Campbell, kreativitasialah suatu kemampuan untukmenciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh,dan berguna bagi masyarakat.
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak bisa (unusual) dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan suatu hal baru, cara-cara baru, model baru, yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Kreativitasmemegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia. Kreativitas banyak banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi bakat dan kecakapan hasail belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor efektif dan psikomotor.
·        Perkembangan kreativitas

1.      Tahap sensorok-motorik (0-2 tahun)
Pada tahapini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anakmasih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadapobjek masih belum permanen, belummemiliki konseptentang ruang dan waktu, belum memilikikonsep sebab-akibat, bentukpermainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memilikikonsep tentang diri, dan belum memi  liki kemampuan berbahasa.
2.      Tahap praoperasional (2-7 tahun)
 Pada tahapini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka waktuyang pendek.
3.      Tahapoperasionalkonkrit (7-11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitasitu ialah :
a.       Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b.      Mulai mampu berfikir logis dalambentukyang sederhana.
c.       Mulai berkembang kemampuan untukmemelihara identitas-identitas diri.
d.      Konsep tentang ruang sudah semakin meluas.
e.       Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f.       Sudah mampu mengimajinasi sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.

4.      Tahap operasionalformal(11 tahun keatas)
Beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yaitu :
a.       Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis.
b.      Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relative.
c.       Remaja sudah memilikipemahaman tentang waktu relative.
d.      Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks.
e.       Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berfikir hipotesis.
f.       Remaja sudah memiliki diri ideal.

·        Faktor –faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas kedalam 2 kelomok :
1.      Faktor yang mendukung :
a.       Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan
b.      Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyakpertanyaan.
c.       Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d.      Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.
2.      Faktor-faktor yang menghambat :
a.       Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
b.      Otoritarianisme.
c.       Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
d.      Stereotif pean seks/jenis kelamin
e.       Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a.       Usia.
b.      Tingkat pendidikan orang tua.
c.       Tersedianya fasilitas.
d.      Penggunaan waktu luang.

·        Variasi Kreativitas
Ada lima diantaranya :
a.       Jenis kelamin, anak laki-laki menunjukkan kreativitasyang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya ,asa kanak-kanak.
b.      Status sosioekonomi, anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah.
c.       Urutan kelahiran, anak yang lahir ditengah,lahir belakangan dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang lahir pertama.
d.      Ukuran keluarga, anak dari keluarga kecil bilama kondisi lain sama, cenderung lebih kreatif dibandingkan anak keluarga besar.
e.       Lingkungan kota versus lingkungan pedesaan, anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dibandingkan anak lingkungan pedesaan.
f.       Intelegensi, pada setiap umur anak yang pandai menunjukkan kreativitasyang lebih besar dari anak yang kurang pandai.

·        Strategi terbaik agar anak lebih kreatif :

1.      Buatlah anak terlibat dalam brainstorming dan memunculkan sebanyakmungkin ide.
2.      Sediakan lingkungan yang menstimulasi kreativitas anak.
3.      Jangan mengontrol secaraberlebihan.
4.      Doronglah motivasi internal.
5.      Kenalkan anak denganorang-orang kreatif.

·        Upaya Membantu Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya dalam Pendidikan
Dalamkonteks relasidengan anak-anakkreatif Torrance (1977) menamakan relasi bantuan dengan istilah “creative relationship”yang memiliki krakteristik sebagai berikut :
a.       Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak.
b.      Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan.
c.       Pembimbing lebih menekan pada proses dari pada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
d.      Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu pada anak.
e.       Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.