A. PENGERTIAN
Konsep anak
berkebutuhan khusus memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan
pengertian anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam
pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik, berbeda dengan anak pada
umumnya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau
bahkan lebih dalam dirinya. Menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah
anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa
selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
B. FAKTOR
PENYEBAB ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak
berkebutuhan khusus selain sudah menjadi takdir juga karena adanya faktor –
faktor tertentu yang menjadi penyebabnya. Faktor – faktor penyebab itu menurut
kejadiannya dapat dibedakan menjadi tiga peristiwa yaitu:
1. Kejadian
sebelum lahir (prenatal)
Faktor
penyebab ketunaan pada masa pre-natal sangat erat hubungannya dengan masalah
keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan. Ketunaan yang terjadi
pada ABK yang terjadi sebelum masa kelahiran dapat disebabkan
antara lain oleh hal- hal sebagai berikut:
·
Virus Liptospirosis (air kencing tikus), yang menyerang ibu yang sedang hamil.
Jika virus ini merembet pada janin yang sedang dikandungnya melalui placenta
maka ada kemungkinan anak mengalami kelainan.
·
Virus maternal rubella (campak jerman, retrolanta fibroplasia (RLF) yang menyerang
pada ibu hamil dan jamin janin yang dikandungnya terdapat kemunngkinan akan
timbul kecacatan pada bayi yang lahir.
· Keracunan darah (toxaenia) pada ibu- ibu yang sedang hamil sehingga janin tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga saraf – saraf di otak mengalami gangguan.
· Keracunan darah (toxaenia) pada ibu- ibu yang sedang hamil sehingga janin tidak dapat memperoleh oksigen secara maksimal, sehingga saraf – saraf di otak mengalami gangguan.
·
Faktor rhesus (Rh) anoxia prenatal, kekurangan oksigen pada calon bayi di
kandungan yang terjadi karena ada gangguan/infeksi pada placenta.
· Penggunaan obat – obatan kontrasepsi yang salah pemakaiannya sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut.
· Penggunaan obat – obatan kontrasepsi yang salah pemakaiannya sehingga jiwanya menjadi goncang, tertekan yang secara langsung dapat berimbas pada bayi dalam perut.
·
Percobaan abortus yang gagal, sehingga janin yang dikandungnya tidak dapat
berkembang secara wajar.
2. Kejadian
pada saat kelahiran
Ketunaan
yang terjadi pada saat kelahiran dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
· Proses
kelahiran yang menggunakan tang verlossing (dengan bantuan tang). Cara ini
dapat menyebabkan brain injury (luka pada otak) sehingga pertumbuhan otak
kurang dapat berkembang secara optimal.
· Proses
kelahiran bayi yang terlalu lama sehingga mengakibatkan bayi kekurangan
zat asam/oksigen. Hal ini dapat menggangu pertumbuhan sel-sel di otak. Keadaan
bayi yang lahir dalam keadaan tercekik oleh ari –ari ibunya sehingga bayi tidak
dapat secara leluasa untuk bernafas yang pada akhirnya bisa menyebabkan
gangguan pada otak.
·
Kelahiran bayi pada posisi sungsang sehingga bayi tidak dapat memperoleh
oksigen cukup yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan sel di otak
3.
Kejadian setelah kelahiran
Ketunaan
pada ABK dapat diperoleh setelah kelahiran pula karena faktor- faktor penyebab
seperti berikut ini:
· Penyakit radang selaput otak(meningitis) dan radang
otak(enchepalitis)sehingga menyebabkan
perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak menjadi terganggu.
· Terjadi incident(kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam.
· Stress berat dan gangguan kejiwaaan lainnya.
· Penyakit panas tinggi dan kejang – kejang(stuip), radang telinga(otitis media), malaria tropicana
yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.
perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak menjadi terganggu.
· Terjadi incident(kecelakaan) yang melukai kepala dan menekan otak bagian dalam.
· Stress berat dan gangguan kejiwaaan lainnya.
· Penyakit panas tinggi dan kejang – kejang(stuip), radang telinga(otitis media), malaria tropicana
yang dapat berpengaruh terhadap kondisi badan.
C. KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
a. Tunarungu
Tuna rungu adalah anak yang mengalami hambatan atau
kelainan dalam segi pendengaran dan
kesulitan komunikasi. Tuna rungu (hearing
impairment) merupakan satu istilah umum yang
menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang
ringan sampai yang berat sekali yang
b. Tunagrahita
Banyak terminologi yang digunakan menyebut mereka
yang kondisi kecerdasannya dibawah rata-
rata. Dalam Bahasa Indonesia, istilah yang pernah
digunakan, misalnya lemah otak, lemah ingatan,
lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental,
cacat grahita, dan tunagrahita.
Jadi tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan
atau kelainan dalam hal kemampuan
c. Tunawicara
Anak dengan hendaya pendengaran dan bicara
(tunarungu tunawicara), pada umumnya mereka
mengalami hambatan pendengaran dan kesulitan
melakukan komunikasi secara lisan dengan orang
lain.
Bila dibandingkan dengan anak cacat lainnya,
penderita tunawicara cenderung tergolong yang
paling ringan, karena secara lahiriah mereka tidak
kelihatan memiliki kelainan dan tampak seperti
orang normal. Salah satu penyebab yang paling sering
terjadi pada Tunawicara adalah gangguan
pendengaran yang tidak terdeteksi secara dini,
karena permasalahan paling mendasar yang dialami
d. Tunanetra
Individu
yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran
penerima informasi dalam kegiatan
sehari-hari seperti orang awas.
D. PENDIDIKAN INKLUSI
Pendidikan inklusi adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak normal pada umumnya untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar