Minggu, 14 Juni 2015

prestasi belajar

Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi menurut bahasa adalah hasilbelajar yang telah dicapai. Menurut Suharsini Arikunto mengartikan belajar sebagai sesuatu yang terjadi karena adanya usaha untukmengadakan perubahan terhadapdiri si pelaku belajar. Belajar menurut bahasa yaitu berusaha memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan menurut Omar Hamalik, belajar adalah sebagai bentuk pertumbuhan dan perubahan baru dalam bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah kemampuan sipelaku belajar dalamusahanya untuk mengadakan perubahan berkat pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan pengalaman baru, konsep dan keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.

Teori-teori Belajar

a)      Teori belajar ilmu jiwa daya
Dalam diri manusia terdapat jiwa daya yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya menangkap pengetahuan, daya berfikir dll, jadi didalam otak manusia terdapat berbagai daya ada daya-daya yang berfungsi dengan baik maka perlu dilatih dengan baik.
b)      Teori belajar Gestalt
Menurut teori ini manusia dipandang sebagai jumlah dari daya-daya tetapi merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak dan berfikir.
c)      Teori belajar Asosiasi
Teori ini berlawanan dengan teori gestalt, menurut teori belajar asosiasi belajar itu harus dimulai dari bagian-bagian baru dijumlahkan menjadi keseluruhan.
d)     Teori belajar FB Skinner
Menurut teori ini dalampembelajaran diperlukan adanya ketepatan dalammemberikan stimuluskepada siswa sehingga siswa dapat merespon dengan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dengan guru. Kemudian ikatan stimulus dengan respon diperkuat melalui latihan.
e)      Teori belajar Thorndike
Teori belajar ini lebih dikenal dengan teori belajar koneksionis. Dan menurut teori ini belajar adalah kegiatan problem solving atau pemecah masalahhasildari percobaan trondikemenghasilkan tiga hukum :
1.      Low of effect artinya sesuatu cenderung akan diulangi lagi apabila menyenagkan atau mengenakan bagi orang yang mengerjakannya.
2.      Low of execise adalah kondisi yang mempererat antara stimulus dengan respon melalui kegiatan latihan atau berkat latihan dapat memperkuat antara stimulus dengan respon.
3.      Low of readiness adalah prinsip kegiatan siswa dalammenerima pelajaran.kesiapan berpengaruh terhadap lemah atau kuatnya stimulus dengan respon
.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Prestasi Belajar Siswa

Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Suharsini Arikunto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi dua yaitu :
a.       Faktor Internal
Faktor internal adalah kondisi dari si pelaku belajar yang meliputi,kondisi psikis (kejiwaan) dan kondisi fisik misalnya cemas,sedih, kurang percaya, sehat, sakit, ragu-ragu,dll.
b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang ada diluar diri sipelaku belajar, halini berupasosial maupun non sosial,sosial berarti orang-orang yang berbeda di sekitar pelaku belajar. Sedangkan non sosial berarti sesuatu yang berbeda disekeliling sipelaku belajar yang bukan manusia, misalnya : suhu, cuaca, udara, kebisingan,bau yang tidak enak dll.
Pendapat lain datang dari Sumardi Suryabrata ia membagi faktor-faktor tersebut menjadi 4 bagian :
a)      Bahan atau alat yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan proses belajar,yang terjadi dan bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Disamping itu pula penyajiannya harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar materi dapat mudah diterima oleh siswa.
b)      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu : lingkunganalam danlingkungan sosial.lingkungan alam misalnya : keadaan suhu dan kelembapan udara, belajar bila faktoralam mendukung maka hasilnya akan baik, faktor sosial yaitu : hubungan dengan guru antar teman dan orang-orang yang mengelilinginya, belajar apabila disekitanya ramai tentu akan mengganggu proses belajar.
c)      Faktor instrumen
Faktor istrumen dapat berwujud benda keras seperti gedung alat-alat praktikumnya, dapat juga berwujud benda lunak seperti kurikulum, GBPP,buku pedoman satuan pelajaran dll.
d)     Kondisi individu belajar
Faktor ini memiliki peranan penting, kondisi dapat ibedakan menjadi 2 macam yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
a.       Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis sangat mempengaruhi belajar siswa-siswa yang jasmaninya sehat, tentu akan mempengaruhi hasil yang baik dalam belajar, dibandingkan siswa yang sakit-sakitan. Jadi jika ingin prestasi belajar anak baik maka kondisi fisiologis anak harus dijaga sebaik-baiknya.
b.      Kondisi psikologis
Kondisi psikologis meliputi :
1.      Minat,
2.      Bakat,
3.      Kecerdasan,
4.      Motivasi,
Prestasi yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia

Prestasi belajar yang saya dapat dalam pelajaran bahasa indonesia waktu bersekolah di SMA yaitu saat pelajaran berpidato dan puisi. Saya mengikuti lomba pidato antar kelas saat peringatan milad sekolah SMA saya, dan saya mendapat juara 3 berpidato. Lalu saya mengikuti lagi lomba puisi saat peringatan hari kartini disekolah dan melawan antar kelas juga saya mendapat juara 2. presatasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang lain yaitu nilai pada saat Ujian Nasional saya mendapat nilai paling besar dari mata pelajaran yang lain pada saat diujukan, nilai saya 8,50. Semua ini akan menjadi pengalaman untuk saya dan memacu saya untuk semakin belajar dan saya sudah dapat memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan dan mendapatkan prestasi. Prestasi ini semakin memacu semangat saya untuk mendalami pelajaran bahasa dan sastra indonesia sehingga saya tertarik untuk mengambil mata kuliah ini di perguruan tinggi yang sekarang sedang saya jalani.

Cara mengajar Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan nilai dan prestasi

 Guru mengajarkan bagaimana cara berpidato dengan baik dan bagus,yaitu dengan cara guru mengajarkan cara berartikulasi dengan benar sehingga apa yang disampaikan dapat terdengar dengan baik. Lalu cara intonasi yang bagus agar saat berpidato tidak terdengan berisik atau pun mengganggu sehingga penyimak dapat dengan mudah menyimak isi dari pidato yang kita sampaikan. Isi pidato pun harus spesifik tidak terlalu banyak tetapi isi dan tujuan dari penyampaian dapat tersampaikan dengan bagus. Cara penyampain tidak boleh terburu-buru dan tergesa-gesa agar isi dari apayang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak. Lalu jika itu semua sudah benar maka guru dapat menilai pidato yang kita sampaikan menurut indikator yang sudah dijelaskan.

Gambar Prestasi Belajar




Ayat Al Quran tentang presatasi belajar
Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hakekat belajar. Diantara ayat-ayat tersebut adalah:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواإلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ(التوبه:122)

Artinya  :    Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya[13]).

2.      وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ءَايَتَيْنِ فَمَحَوْنَا ءَايَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا ءَايَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَالسِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا( الاسراء:12)
Artinya  :    Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas[14]).

Berdasarkan Firman-firman Allah di atas, jelas sekali kedudukan dan posisi belajar dalam kehidupan manusia yang harus dijadikan perhatian yang serius, sehingga bisa dijadikan sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan, bukan hanya sekedar sebagai kewajiban semata.
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain di dalam proses pengajaran. Belajar menunjukkan apa yang dilakukan seseorang subyek yang menerima pengajaran (anak didik), sedangkan mengajar menunjukkan apa yang dilakukan oleh guru (yang mengajar). Dua konsep pengajaran tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan, yaitu: di saat terjadi interasi antara guru dan murid di saat pengajaran itu berlangsung. Hal ini yang dimaksud belajar dengan mengajar sebagai proses.

Di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat tiga sistilah yang digunakan untuk konsep pendidikan, yaitu 1). tarbiyah (تربيه), 2). ta’lim (تعليم ), dan 3).ta’dib (تأديب).
1.       Tarbiyah; menurut para pendukungnya, tarbiyah berakar pada tiga kata, yaitu: pertama raba yarbu ( ربا,يربو) yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua rabiya yarbaربي,يربى) yang berarti tumbuh berkembang, ketiga, kata, rabba yarubbu (ربيرب) yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara
Penggunaan istilah tarbiyah untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam, meskipun telah berlaku umum, teryata masih merupakan masalah khilafiah (kontroversial). Diantara ulama pendidikan muslim kontemporer ada yang cenderung menggunakan istilah ta’lim atau ta’dib sebagai gantinya[17]).
2.       Ta’lim; adalah proses pembelajaran secara terus-menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi pendengaran, pengelihatan, dan hati[18]).
3.       Ta’dib; istilah Ta’dib untuk menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al-Attas. Istilah ini berasal dari kata adab dan, pada pendapatnya, berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud berfungsi teratur secara hirarkis sesuai berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan ppotensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan pengertian ini, kata adab mencakup pengertian ‘ilm dan ‘amal[19]).


Referensi

Hamalik, Oemar, Metode belajar dan kesulitan belajar, Bandung: PT. Tarsito.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet.ke-5. Jakarta: Bhineka Cipta, 2010.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sadirman, Interaksi danBelajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan (Educational Psychology). Edisi kesembilan, Jakarta: Indeks, 2011.
http://thephinisicenter.blogspot.com/2013/05/urgensi-belajar-menurut-al-quran-kajian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar