Prestasi
Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu
prestasi dan belajar. Prestasi menurut bahasa adalah hasilbelajar yang telah
dicapai. Menurut Suharsini Arikunto mengartikan belajar sebagai sesuatu yang
terjadi karena adanya usaha untukmengadakan perubahan terhadapdiri si pelaku
belajar. Belajar menurut bahasa yaitu berusaha memperoleh pengetahuan atau
ilmu. Sedangkan menurut Omar Hamalik, belajar adalah sebagai bentuk pertumbuhan
dan perubahan baru dalam bertingkah laku berkat pengalaman dan latihan.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar ialah
kemampuan sipelaku belajar dalamusahanya untuk mengadakan perubahan berkat
pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan pengalaman baru, konsep dan
keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.
Teori-teori
Belajar
a) Teori
belajar ilmu jiwa daya
Dalam diri manusia terdapat jiwa daya yang
masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya
menangkap pengetahuan, daya berfikir dll, jadi didalam otak manusia terdapat
berbagai daya ada daya-daya yang berfungsi dengan baik maka perlu dilatih
dengan baik.
b) Teori
belajar Gestalt
Menurut teori ini manusia dipandang sebagai jumlah
dari daya-daya tetapi merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak dan
berfikir.
c) Teori
belajar Asosiasi
Teori ini berlawanan dengan teori gestalt, menurut
teori belajar asosiasi belajar itu harus dimulai dari bagian-bagian baru
dijumlahkan menjadi keseluruhan.
d) Teori
belajar FB Skinner
Menurut teori ini dalampembelajaran diperlukan
adanya ketepatan dalammemberikan stimuluskepada siswa sehingga siswa dapat
merespon dengan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dengan guru. Kemudian
ikatan stimulus dengan respon diperkuat melalui latihan.
e) Teori
belajar Thorndike
Teori belajar ini lebih dikenal dengan teori belajar
koneksionis. Dan menurut teori ini belajar adalah kegiatan problem solving atau
pemecah masalahhasildari percobaan trondikemenghasilkan tiga hukum :
1. Low
of effect artinya sesuatu cenderung akan diulangi lagi apabila menyenagkan atau
mengenakan bagi orang yang mengerjakannya.
2. Low
of execise adalah kondisi yang mempererat antara stimulus dengan respon melalui
kegiatan latihan atau berkat latihan dapat memperkuat antara stimulus dengan
respon.
3. Low
of readiness adalah prinsip kegiatan siswa dalammenerima pelajaran.kesiapan
berpengaruh terhadap lemah atau kuatnya stimulus dengan respon
.
.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Belajar Prestasi Belajar Siswa
Berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Suharsini Arikunto membagi faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terbagi menjadi dua yaitu :
a. Faktor
Internal
Faktor internal adalah kondisi dari si pelaku
belajar yang meliputi,kondisi psikis (kejiwaan) dan kondisi fisik misalnya
cemas,sedih, kurang percaya, sehat, sakit, ragu-ragu,dll.
b. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang ada
diluar diri sipelaku belajar, halini berupasosial maupun non sosial,sosial
berarti orang-orang yang berbeda di sekitar pelaku belajar. Sedangkan non
sosial berarti sesuatu yang berbeda disekeliling sipelaku belajar yang bukan
manusia, misalnya : suhu, cuaca, udara, kebisingan,bau yang tidak enak dll.
Pendapat lain datang dari Sumardi Suryabrata ia
membagi faktor-faktor tersebut menjadi 4 bagian :
a) Bahan
atau alat yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan
proses belajar,yang terjadi dan bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam
menyajikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Disamping itu pula penyajiannya harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami
agar materi dapat mudah diterima oleh siswa.
b) Faktor
lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu : lingkunganalam danlingkungan sosial.lingkungan alam misalnya :
keadaan suhu dan kelembapan udara, belajar bila faktoralam mendukung maka
hasilnya akan baik, faktor sosial yaitu : hubungan dengan guru antar teman dan
orang-orang yang mengelilinginya, belajar apabila disekitanya ramai tentu akan
mengganggu proses belajar.
c) Faktor
instrumen
Faktor istrumen dapat berwujud benda keras seperti
gedung alat-alat praktikumnya, dapat juga berwujud benda lunak seperti
kurikulum, GBPP,buku pedoman satuan pelajaran dll.
d) Kondisi
individu belajar
Faktor ini memiliki peranan penting, kondisi dapat
ibedakan menjadi 2 macam yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.
a. Kondisi
Fisiologis
Kondisi fisiologis sangat mempengaruhi belajar
siswa-siswa yang jasmaninya sehat, tentu akan mempengaruhi hasil yang baik
dalam belajar, dibandingkan siswa yang sakit-sakitan. Jadi jika ingin prestasi
belajar anak baik maka kondisi fisiologis anak harus dijaga sebaik-baiknya.
b. Kondisi
psikologis
Kondisi psikologis meliputi :
1. Minat,
2. Bakat,
3. Kecerdasan,
4. Motivasi,
Prestasi
yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia
Prestasi belajar yang saya dapat dalam pelajaran
bahasa indonesia waktu bersekolah di SMA yaitu saat pelajaran berpidato dan
puisi. Saya mengikuti lomba pidato antar kelas saat peringatan milad sekolah
SMA saya, dan saya mendapat juara 3 berpidato. Lalu saya mengikuti lagi lomba
puisi saat peringatan hari kartini disekolah dan melawan antar kelas juga saya
mendapat juara 2. presatasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang lain yaitu nilai pada saat Ujian Nasional saya mendapat nilai paling besar dari mata pelajaran yang lain pada saat diujukan, nilai saya 8,50. Semua ini akan menjadi pengalaman untuk saya dan memacu saya untuk semakin belajar dan saya sudah
dapat memberanikan diri untuk mengikuti perlombaan dan mendapatkan prestasi.
Prestasi ini semakin memacu semangat saya untuk mendalami pelajaran bahasa dan
sastra indonesia sehingga saya tertarik untuk mengambil mata kuliah ini di
perguruan tinggi yang sekarang sedang saya jalani.
Cara
mengajar Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan nilai dan prestasi
Guru
mengajarkan bagaimana cara berpidato dengan baik dan bagus,yaitu dengan cara
guru mengajarkan cara berartikulasi dengan benar sehingga apa yang disampaikan
dapat terdengar dengan baik. Lalu cara intonasi yang bagus agar saat berpidato
tidak terdengan berisik atau pun mengganggu sehingga penyimak dapat dengan
mudah menyimak isi dari pidato yang kita sampaikan. Isi pidato pun harus
spesifik tidak terlalu banyak tetapi isi dan tujuan dari penyampaian dapat
tersampaikan dengan bagus. Cara penyampain tidak boleh terburu-buru dan
tergesa-gesa agar isi dari apayang disampaikan dapat dipahami oleh penyimak.
Lalu jika itu semua sudah benar maka guru dapat menilai pidato yang kita
sampaikan menurut indikator yang sudah dijelaskan.
Gambar Prestasi Belajar
Gambar Prestasi Belajar
Ayat
Al Quran tentang presatasi belajar
Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang
hakekat belajar. Diantara ayat-ayat tersebut adalah:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُواإلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ(التوبه:122)
Artinya : Tidak sepatutnya
bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya[13]).
2. وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ءَايَتَيْنِ فَمَحَوْنَا ءَايَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا ءَايَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَالسِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا( الاسراء:12)
Artinya : Dan Kami jadikan
malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami
jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan
supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu
telah Kami terangkan dengan jelas[14]).
Berdasarkan Firman-firman Allah di atas, jelas sekali
kedudukan dan posisi belajar dalam kehidupan manusia yang harus dijadikan
perhatian yang serius, sehingga bisa dijadikan sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan,
bukan hanya sekedar sebagai kewajiban semata.
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain di dalam proses pengajaran. Belajar menunjukkan apa
yang dilakukan seseorang subyek yang menerima pengajaran (anak didik),
sedangkan mengajar menunjukkan apa yang dilakukan oleh guru (yang mengajar).
Dua konsep pengajaran tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan, yaitu: di
saat terjadi interasi antara guru dan murid di saat pengajaran itu berlangsung.
Hal ini yang dimaksud belajar dengan mengajar sebagai proses.
Di dalam masyarakat Islam sekurang-kurangnya terdapat
tiga sistilah yang digunakan untuk konsep pendidikan, yaitu 1). tarbiyah (تربيه), 2). ta’lim (تعليم ),
dan 3).ta’dib (تأديب).
1. Tarbiyah; menurut para pendukungnya,
tarbiyah berakar pada tiga kata, yaitu: pertama raba yarbu ( ربا,يربو)
yang berarti bertambah dan tumbuh, kedua rabiya yarba( ربي,يربى)
yang berarti tumbuh berkembang, ketiga, kata, rabba yarubbu (رب, يرب)
yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara
Penggunaan istilah tarbiyah untuk menandai konsep
pendidikan dalam Islam, meskipun telah berlaku umum, teryata masih merupakan
masalah khilafiah (kontroversial). Diantara ulama pendidikan muslim kontemporer
ada yang cenderung menggunakan istilah ta’lim atau ta’dib sebagai gantinya[17]).
2. Ta’lim; adalah proses pembelajaran
secara terus-menerus sejak manusia lahir melalui pengembangan fungsi-fungsi
pendengaran, pengelihatan, dan hati[18]).
3. Ta’dib; istilah Ta’dib untuk
menandai konsep pendidikan dalam Islam ditawarkan oleh Al-Attas. Istilah ini
berasal dari kata adab dan, pada pendapatnya, berarti pengenalan dan pengakuan
tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud berfungsi teratur secara hirarkis
sesuai berbagai tingkatan dan derajat tingkatannya serta tentang tempat
seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan
kapasitas dan ppotensi jasmani, intelektual, maupun rohani seseorang. Dengan
pengertian ini, kata adab mencakup pengertian ‘ilm dan ‘amal[19]).
Referensi
Hamalik, Oemar, Metode belajar dan kesulitan belajar, Bandung: PT. Tarsito.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet.ke-5. Jakarta: Bhineka Cipta, 2010.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sadirman, Interaksi danBelajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan (Educational Psychology). Edisi kesembilan, Jakarta: Indeks, 2011.
http://thephinisicenter.blogspot.com/2013/05/urgensi-belajar-menurut-al-quran-kajian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar